Untuk mengetahui perkembangan IPS,
terlebih dahulu kita harus melihat sejarah perkembangan social studies karena
IPS merupakan terjemahan dari social studies. Social studies berkembang di
Amerika Serikat (AS), hal ini dapat dilihat dari berbagai karya akademis yang
diwadahi oleh National Council for the Social Studies (NCSS) sejak pertemuannya
pada 20 – 30 November 1935 hingga sekarang.
Pada tahun 1937 menurut Edgar Bruce Wesley definisi tentang “social studies”
Pada tahun 1937 menurut Edgar Bruce Wesley definisi tentang “social studies”
1.
Social
studies merupakan turunan dari ilmu – ilmu sosial
2.
Disiplin
ini dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan
tertentu.
3.
Aspek
– aspek dari disiplin ilmu sosial perlu diseleksi sesuai dengan tujuan
tersebut.
Pada sekitar tahun 1940
– 1950 NCSS mendapat serangan pertanyaan yang berkisar pada “perlu atau tidaknya menanamkan nilai dan
sikap demokratis kepada para pemuda dalam social studies” dikarenakan tuntutan bagi sekolah untuk
mengajarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk
berpartisipasi dalam masyarakat yang demokratis.
Kemudian muncul suatu
gerakan akademis yang mendasar dalam pendidikan. yang secara khusus di pandang
sebagai revolusi social studies pada tahun 1960. Gerakan ini dipelopori oleh
sejarawan dan ahli – ahli ilmu social. Gerakan ini dikenal sebagai “the new
social studies”. Namun sampai tahun 1970 gagasan gerakan ini untuk mendapatkan
the new social studies belum menjadi kenyataan.
Pada tahun 1940 – 1960 dikatakan oleh Barr, dkk. terjadi tarik
menarik antara kedua visi social studies, pihak satu yaitu untuk mengintegrasi
berbgai disiplin ilmu social untuk tujuan citizenship education, pihak kedua
yaitu gerakan pemisah berbagai disiplin ilmu sosial yang cenderung memperlemah
konsepsi social studies education.
Terjadi terobosan
besar pada tahun 1955 berupa inovasi
Maurice Hunt dan Lawrence Metcalf yang mencoba melihat cara baru dalam
pengintegrasian pengetahuan dan keterampilan ilmu sosial untuk tujuan
citizenship education. Dikemukakan bahwa social studies disekolah seyogianya
diorganisasikan bukan dalam bentuk pembelajaran ilmu sosial yang terpisah –
pisah, tetapi diorientasikan kepada closed areas atau masalah – masalah yang tabu
dalam masyarakat, seperti isu tentang seks, patriotisme, ras yang biasanya penuh prasangka,
diubah kea rah yang bersifat refleksi rasional.
Disiplin
ilmu sosial sangat berguna dalam memberikan fakta yang benar, serta teori dan
konsep dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan, serta untuk melatih
keterampilan reflective thinking (Barr, 1977:37).
Tekanan perubahan lain yang juga cukup dahsyat pada tahun
1957 dalam bentuk upaya komprehensif untuk mereformasi social studies.
Gerakan The New Social Studies
menjadi pilar perkembangan Social Studies pada tahun 1960, titik
tolaknya dari kesimpulan bahwa social studies sebelumnya dinilai sangat
tidak efektif dalam mengajarkan substansi dan mempengaruhi perubahan sikap
siswa. Maka dari itu para ahli sosial dan sejarawan bersatu dan merumuskan social
studies ketaraf “higher level of intellectual pursuit”, (Barr,
1977:42).
Pada akhir 1960-an tecatat adanya
perbuhan dari orientasi pada disiplin akademik yang terpisah-pisah ke satu
upaya untuk mencari hubungan interdisipliner
(Barr, 1977:45).
Pada 1970 terjadi perkembangan Social Studies dalam
perkembangan kurikulum persekolahan. Yaitu perkembangan dari dua gerakan (Social
Studies dan Citizenship education) yang bertolak belakang dari Basic
Human Activities, (Paul R. Hanna, 1974:68).
Jika dilihat dari
visi-misi Social Studies menurut Barr (1977:48) adalah, Social
Studies dikembangkan kedalam 3 tradisi, yaitu:
1.
Social Studies Taught as
Citizenship Transmission. Ilmu Sosial yang terintegrasi
sebagai ilmu Kewarganegaraan.
2.
Social Studies Taught as Social
Science. Ilmu Sosial sebagai disiplin ilmu yang terpisah.
3.
Social Studies Taught as Revlective
Inquiry. Ilmu Sosial sebagai
ladang ilmu pengetahuan yang bersifat melatih kepekaan terhadap gejala
sosial yang terjadi di sekitar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar